Bali, 4 Februari 2024 — Rombongan mahasiswa S3 Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Malang (UM) melakukan kunjungan studi ke Desa Wisata Penglipuran, Bali, yang terkenal sebagai salah satu desa terbersih ketiga di dunia. Kunjungan ini bertujuan untuk memahami dan mempelajari penerapan Sustainable Development Goals (SDGs) ke-7, yaitu Energi Bersih dan Terjangkau, dalam konteks pariwisata berkelanjutan.
Dipimpin oleh Hasan Argadinata, S.Pd., M.Pd., dengan ketua perjalanan Lutfi Ariefianto, S.Pd., M.Pd., rombongan ini beranggotakan sejumlah mahasiswa yang tertarik mendalami konsep energi bersih di desa yang sudah diakui dunia atas kepeduliannya terhadap kelestarian lingkungan.
Desa Penglipuran, yang terletak di Kabupaten Bangli, Bali, tidak hanya menjadi destinasi wisata karena keindahan dan kebersihannya, tetapi juga karena komitmennya dalam menggunakan energi ramah lingkungan dan pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan tujuan SDGs 7 yang mendorong akses universal terhadap energi yang terjangkau, dapat diandalkan, dan berkelanjutan.
“Kami memilih Desa Penglipuran sebagai tujuan studi karena desa ini telah menjadi contoh konkret penerapan energi bersih dan terjangkau yang tidak hanya melayani kebutuhan masyarakatnya, tetapi juga menjadi daya tarik wisata,” ujar Hasan Argadinata.
Selama kunjungan, para mahasiswa diberikan kesempatan untuk berdialog dengan masyarakat setempat dan pengelola desa tentang bagaimana energi bersih, seperti tenaga surya dan sistem pengelolaan sampah yang efisien, diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, mereka mempelajari bagaimana energi bersih ini tidak hanya membantu dalam efisiensi biaya, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan kualitas lingkungan.
Ketua perjalanan, Lutfi Ariefianto, menambahkan bahwa studi ini merupakan bagian dari pembelajaran berbasis lapangan yang memberikan pengalaman langsung kepada mahasiswa tentang penerapan SDGs dalam skala lokal. “Melalui kunjungan ini, kami berharap mahasiswa bisa lebih memahami pentingnya integrasi energi bersih dalam pengelolaan pariwisata berkelanjutan. Ini juga bisa menjadi inspirasi untuk diterapkan dalam berbagai aspek pendidikan manajemen yang mereka pelajari,” jelas Lutfi.
Kunjungan ini disambut baik oleh pengelola Desa Penglipuran, yang mengapresiasi kedatangan rombongan mahasiswa UM sebagai bagian dari promosi desa tersebut sebagai contoh pariwisata yang ramah lingkungan. Harapannya, Desa Penglipuran tidak hanya menjadi destinasi wisata, tetapi juga sebagai model edukasi untuk implementasi SDGs, khususnya dalam hal energi bersih dan terjangkau.
Kegiatan ini tidak hanya memperkuat pemahaman mahasiswa mengenai SDGs, tetapi juga menunjukkan bagaimana nilai-nilai keberlanjutan dapat diintegrasikan dalam manajemen pendidikan. *hsn