Dyah Kusumawardhani merupakan mahasiswa Departemen Administrasi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Malang angkatan tahun 2020. Dyah telah menyelesaikan tahap ujian skripsi pada hari Jum’at tanggal 14 Juni 2024 bertempat di ruang sidang D6. 102 pukul 07.00-08.30 WIB, sebagai salah-satu syarat kelulusan. Pada ujian skripsi tersebut Dyah memaparkan hasil penelitiannya dengan judul “Manajemen Layanan Khusus Ekstrakurikuler dalam Peningkatan Soft Skills Peserta Didik (Studi Multi Kasus di SMA Negeri 2 Malang dan SMK Negeri 1 Purwosari)” di depan dewan penguji Prof. Drs. H. Burhanuddin, M.Ed., Ph.D. sebagai ketua penguji sekaligus penguji 1, Prof. Dr. Hj. Nurul Ulfatin, M.Pd. sebagai penguji utama, dan Ibu Dr. Sunarni, S.Pd., M.Pd. sebagai penguji ke-2. Berdasarkan keputusan dari dewan penguji pada ujian skripsi tersebut, didapatkan hasil bahwa Dyah dinyatakan lulus atas skripsi yang telah dipertahankan dan diujikan.
Presentasi hasil penelitian dilakukan dengan memaparkan empat fokus yang terdiri dari: (a) proses manajemen layanan khusus ekstrakurikuler dalam peningkatan soft skills peserta didik; (b) strategi peningkatan soft skills peserta didik melalui manajemen layanan khusus ekstrakurikuler; (c) faktor pendukung manajemen layanan khusus ekstrakurikuler dalam peningkatan soft skills peserta didik; dan (d) faktor penghambat manajemen layanan khusus ekstrakurikuler dalam peningkatan soft skills peserta didik. Proses pengambilan data dilakukan melalui metode wawancara dengan waka kesiswaan, pembina sekbid, koordinator ekstrakurikuler, pembina ekstrakurikuler, staf kesiswaan dan peserta didik. Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan pada subjek penelitian yang mendukung fokus penelitian. Dokumentasi dilakukan dengan mendapatkan dokumen-dokumen yang mendukung penelitian.
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan oleh Dyah, didapatkan hasil yaitu: (1) Proses manajemen ekstrakurikuler yang dilakukan di kedua kasus penelitian dimulai dari perencanaan hingga pengawasan. Tujuan ekstrakurikuler yang didapatkan dari kedua kasus adalah untuk mewadahi dan menampung bakat minat peserta didik, mengembangkan dan menyalurkan bakat minat peserta didik, agar peserta didik dapat beradaptasi di luar, untuk kesehatan peserta didik, mewakili sekolah jika terdapat perlombaan dan membawa nama baik sekolah, sebagai wadah pelatihan untuk bekal sebelum memasuki dunia kerja; (2) Strategi peningkatan soft skills peserta didik melalui ekstrakurikuler pada kedua kasus dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: (a) penetapan program ekstrakurikuler disediakan oleh sekolah, dan juga peserta didik dapat mengajukan program ekstrakurikuler baru dengan beranggotakan minimal 20 anggota; (b) sekolah menarik minat peserta didik untuk mengikuti ekstrakurikuler dengan mengadakan kegiatan demo ekstrakurikuler pada masa pengenalan lingkungan sekolah, dalam kegiatan ini seluruh ekstrakurikuler menampilkan prestasi dan bakat yang dimiliki kepada peserta didik baru; dan (c) ekstrakurikuler dilibatkan dalam kegiatan seperti perlombaan, kemah blok, latihan gabungan bersama sekolah lain, latihan gabungan bersama seluruh ekstrakurikuler di sekolah, diikutsertakan dalam kegiatan internal sekolah, dan juga diadakan pentas seni mini sebagai wadah ekstrakurikuler menampilkan bakatnya. Soft skills yang terbentuk dalam diri peserta didik dari penerapan strategi tersebut terdiri dari disiplin, kepercayaan diri, tanggung jawab, kemampuan komunikasi, kerja sama, bersosialisasi dalam masyarakat, kreativitas, kerja sama, kepemimpinan dan kemandirian; (3) Faktor pendukung manajemen layanan khusus ekstrakurikuler di kedua kasus terdiri dari: (a) fasilitas sekolah yang mendukung sebagai tempat latihan; (b) alat-alat latihan yang memadai dan sesuai dengan standar pelatih; (c) pendanaan yang didukung sekolah; (d) sumber daya manusia yang mendukung dan kompeten di bidangnya; dan (e) kebijakan sekolah dalam mendukung kegiatan ekstrakurikuler; (4) Faktor penghambat manajemen layanan khusus ekstrakurikuler beserta solusinya pada kedua kasus terdiri dari: (a) waktu latihan yang dirasa masih kurang, solusinya sekolah memberikan izin untuk latihan di dua jam terakhir jika akan mengikuti perlombaan dan mencari jadwal serta tempat lain agar tidak mengganggu ekstrakurikuler lainnya; (b) kurangnya minat peserta didik dalam mengikuti ekstrakurikuler, solusi yang dilakukan guru pembina memberikan dorongan dan aturan agar peserta didik berminat mengikuti ekstrakurikuler; (c) masalah dari dalam diri peserta didik sendiri seperti malas, bosan atau tidak bisa mengatur waktu, solusinya guru pembina memberikan arahan agar peserta didik dapat mengatur dirinya sendiri dengan lebih baik; (d) sekolah tidak dapat membantu pendanaan secara penuh, solusinya sekolah akan membayar uang pendaftaran saja dan untuk akomodasi dikembalikan pada peserta didik; dan (e) terdapat pembina yang terkadang malas sehingga berdampak pada kegiatan peserta didik, solusinya adalah waka kesiswaan akan melakukan evaluasi dan jika tidak bisa diteruskan akan dilakukan rolling.
Penyelesaian skripsi ini telah melalui proses yang panjang dan tidak mudah, oleh karena itu Dyah mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada dosen pembimbing yang telah membantu mengarahkan dan membimbing selama penulisan skripsi ini, selain itu juga ucapan terima kasih untuk dosen penguji karena telah memberikan arahan dan masukkan selama ujian. Terima kasih untuk seluruh keluarga dan pihak-pihak yang telah membantu selama proses penelitian, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.