Malang – Rendahnya keterampilan kerja siswa SMA menjadi PR tersendiri bagi satuan pendidikan untuk mengupayakan melakukan pengembangan terhadap keterampilan tersebut. Salah satu solusi yang ditawarkan dinas pendidikan provinsi Jawa Timur adalah dengan menjalankan program Double Track (DT). Program ini lahir karena keprihatinan akan tingginya potensi lulusan SMA yang menjadi pengangguran karena tidak dibekali skill dasar untuk terjun ke dunia kerja. Sesuai yang disampaikan oleh Soekarwo “pengangguran lulusan SMA ini tentunya akan menjadi permasalahan tersendiri untuk pembangunan sumber daya manusia di Jawa Timur karena siswa tidak diberikan keterampilan dasar untuk terjun ke dunia kerja” (jatim.idntimes.com).
Adanya program Double Track (DT) Jawa Timur menjadi jawaban sekolah dalam pengembangan keterampilan tambahan siswa SMA sehingga dapat terjun ke dunia kerja atau wirausaha. Baru-baru ini terdapat penelitian yang mengungkapkan terkait keberhasilan manajemen program Double Track (DT) dalam mengembangkan keterampilan tambahan kepada siswa yang dilakukan di SMAN 1 Sampung Ponorogo.
SMAN 1 Sampung Ponorogo berhasil mengimplementasikan manajemen program Double Track (DT) secara efektif, dengan tujuan memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan kepada siswa dalam konteks dunia kerja atau wirausaha. Program ini didasari oleh perencanaan matang, yang dimulai setelah memperoleh sosialisasi dari Dinas Pendidikan dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Perencanaan dimulai dengan asesmen kebutuhan keterampilan dan minat siswa, kemudian dilakukan penetapan jenis keterampilan dan pendataan kepada siswa, serta dilanjutkan penyusunan jadwal, rencana penggunaan anggaran, dan peralatan yang disesuaikan dengan pedoman.
Selanjutnya berkaitan dengan pengorganisasian ditujukan untuk membentuk tim DT yang terdiri dari kepala sekolah, fasilitator, administrator, dan trainer. Pelaksanaan pelatihan dilakukan pada hari Sabtu dan Minggu, atau setelah jam sekolah, dengan menggunakan ruangan yang telah disiapkan. Materi pelatihan lebih menekankan pada praktik langsung, dengan strategi pemasaran produk online dan offline, serta memanfaatkan kerjasama dengan Dunia Usaha/Dunia Industri (DU/DI). Pengawasan dilakukan oleh kepala sekolah secara tidak terjadwal pada saat pelatihan oleh trainer. Evaluasi terhadap keterampilan siswa dilakukan dengan ujian sertifikasi sehingga nantinya memperoleh sertifikan kompetensi. Dampak positif dari keberhasilan program DT yang dirasakan alumninya yakni bertambahnya ilmu dan keterampilan sesuai jenis keterampilan yang diikuti, memiliki kemampuan pemasaran produk, dan memiliki kemampuan untuk membangun koneksi yang lebih luas.
Secara keseluruhan, pelaksanaan program Double Track di SMAN 1 Sampung dapat dikatakan efektif karena berhasil memberikan bekal keterampilan tambahan kepada siswa, yang diharapkan dapat mereka manfaatkan secara maksimal setelah lulus. Keberhasilan ini tentunya tidak terlepas dari adanya dukungan dari bapak ibu guru dan kerjasama tim yang baik, serta tersedianya fasilitas yang lengkap. Meski demikian, beberapa hambatan seperti pandemi dan rendahnya motivasi siswa dapat diatasi dengan cara memaksimalkan pertemuan terbatas dan pendekatan personal kepada siswa, serta kolaborasi intensif dengan guru, wali kelas, guru BK, dan orang tua siswa.